Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Desember 2010

JANGAN MERAYAKAN HARI KEMERDEKAAN ??!!

Sumbangan acara Agustusan

  Dari Abu Huroiroh, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan, para Shahabat bertanya : ‘Siapakah gerangan yang enggan itu ?’ jawab Beliau, orang yang ta’at kepadaku dia masuk surga dan yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah orang yang enggan itu.” (HR. Bukhary 7280)
Dari Abu Huroiroh radliallahu’anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang dengannya. Yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Al Hakim 1/93 dan Beliau menshahihkannya) Hadits ini memiliki banyak penguat.
Dari Irbadl bin Sariyah, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Barangsiapa di antara kalian yang hidup nanti maka dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing sepeninggalku, pegangilah sunnahku dan gigitlah dengan geraham-geraham kalian.” (HR. Abu Dawud 4607, At Tirmidzy 2676, Ibnu Majah 440 dan Ahmad 4/126 dengan sanad yang shahih)
Dan masih banyak lagi hadits yang menjelaskan prinsip mulia nan agung ini, Wallahul Muwaffiq.
Untuk melengkapi pembahasan ini dan semakin menjelaskan prinsip ini akan kita bawakan penjelasan ulama-ulama besar pada masa Shahabat dan generasi yang setelahnya yang semuanya mewajibkan kaum muslimin berpengang teguh dengan prinsip yang mulia ini, di antaranya :
Ubay bin Ka’ab a berkata, ” Ikutilah oleh kalian sunnah Rasulullah dan janganlah kalian membikin kebid’ahan…..” (Riwayat Muhammad bin Nasher Al Marwazy dalam As Sunnah (28) dan Ibnu Wadldloh dalam Al Bida’ (17)
Az Zuhry rahimahullah berkata, “Berpegang teguh dengan sunnah adalah keselamatan” (riwayat Al Lalikaiy 15)
Abul Aliyah rahimahullah berkata, “Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah nabi kalian dan apa yang dijalani oleh para Shahabat “. (riwayat Abdur Rozzaq dalam Al Mushonnaf 20758, Al Marwazy dalam Sunnah 8 dan Lalikaiy 17)
Al Auza’iy rahimahullah berkata, “Kita berjalan bersama dengan Sunnah kemanapun dia berjalan.” (riwayat Al Lalikaiy 47)
=========================================================================
  Biasanya dalam bulan Agustus para pamong desa meminta dana Agustusan di masyarakat untuk mensukseskan beragam agenda acara yang mereka buat, seringnya disebutkan minimalnya.
Bila kita memahami apa yang telah diuraikan di atas, maka kita akan tahu bahwa penarikan dana ini tidak sesuai syar’i dengan alasan sebagai berikut :
1. Termasuk membantu acara yang tidak ada bimibingannya dalam agama Islam. Allah berfirman :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al Maidah 2).
2. Penarikan dana tersebut tidak berdasar pada sebuah Perda sedikitpun bahkan terkesan memaksa, terbukti mereka marah bila ada yang tidak menyumbang. Ketahuilah! Semoga Allah swt menambahkan umur kepada kita, bahwa harta seorang muslim adalah haram untuk diambil kecuali dengan izin dan kerelaannya, maka menarik pungutan tanpa dasar syar’i termasuk memakan harta orang lain dengan kebatilan. Allah swt menyatakan :
“Dan janganlah sebahagian kalian memakan harta sebahagian yang lain di antara kalian dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada Hakim, supaya kalian dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kalian Mengetahui.” (QS. Al Baqarah 188)

3. Uang tersebut dipergunakan untuk acara yang sia-sia, hanya bersenang-senang dan berfoya-foya. Walaupun ada sedikit unsur olah raga namun kemadlorotannya lebih banyak, di antaranya : Menghambur-hamburkan uang untuk perkara yang sia-sia, bercampurnya lelaki dan wanita, alunan musik yang bertalu-talu, keluarnya wanita dengan bersolek dan dandanan yang sengaja dipertunjukkan, adanya sikap fanatisme terhadap desanya masing-masing karena diperlombakan, tidak jarang terjadi tindakan anarkis antar anak desa, melalaikan sholat jama’ah pada waktunya, seringkali kita melihat mereka tidak mengubris panggilan adzan untuk menghadap Allah dan masih banyak lagi kerusakan yang lainnya.
Allah telah mengecam tindakan tabdzir (sia-sia) dan pelakunya tergolong saudara syaithon, FirmanNya :
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaihon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Robbnya.” (QS. Al Israa’ 26-27)
Dan ini adalah tindakan yang sangat dibenci oleh Allah , Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Sesungguhnya Allah membenci tiga perkara dari kalian …. dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Muslim 1715)
Bagaimana mungkin kita bisa bergembira bila tindakan tadi dibenci dan dikecam oleh Allah ? siapa yang mau digolongkan dengan saudara-saudara syaithon? Orang yang berakal sehat tentu akan menghindar dari hal-hal demikian. Seharusnya kita berpikir jernih, bukankah dahulu para pejuang kita membebaskan bumi pertiwi ini dari kungkungan penjajah dengan tetesan darah dan air mata? Mengorbankan jiwa raga, harta benda, sabar dalam berjuang dan menanggung penderitaan demi penderitaan? Akankah kita generasi masa kini membalas budi bakti mereka dengan tindakan sia-sia, foya-foya, senang-senang yang dibenci oleh Allah swt dan bergembira di atas penderitaan orang lain? Apakah kita tidak melihat bahwa bangsa ini sedang terjajah justru oleh anak-anak bangsa sendiri? Dapatkah hati kita lapang ketika di saat yang sama kita menyaksikan anak-anak bangsa dirundung duka dengan bencana yang menimpa mereka? Sekali lagi, akankah kita bisa tenang berbahagia di saat anak-anak bangsa sendiri menderita?
Coba kita pikirkan, kalau seadainya dana tersebut dikumpulkan, anggaplah satu desa bisa mengumpulkan satu juta, berapa ribu desa yang ada ditanah air dari Sabang sampai Merauke? Niscaya, akan terkumpul uang milyaran bahkan triliyunan rupiah, coba kalau uang itu dialokasikan ke anak bangsa yang dirundung musibah, tentunya akan sangat membantu dan menyenangkan hati mereka, pikirkanlah hal ini baik – baik wahai anak bangsa !!!.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar